Pada 17 hingga 20 Maret 2010 mendatang, dengan mengambil tempat di Provinsi Gorontalo, 500 wartawan Radio akan berkumpul menggelar Jambore Siaran Nasional (JAMSINAS), menurut Direktur RRI, Parni Hadi, kegiatan Jamsinas merupakan upaya dalam memberdayakan insan penyiaran serta pemberdayaan masyarakat. Akan hadir juga beberapa wartawan radio dari berbagai negera di dunia, seperti dari Teheran, Laos, Swedia, Malaysia serta Jepang.
Lebih jauh mantan Direktur Lembaga Penyiaran Antara ini menegaskan, bahwa yang pertama kita memang ingin memberdayakan insan penyiaran, agar mereka sadar agar mau meningkatkan profesionalismenya, oleh sebab itu pada acara tersebut juga akan kita gelar pelatihan – pelatihan, Seminar edukatif dan kompetatif, lomba –lomba, seperti lomba membaca berita, lomba laporan investigasi, Reportasi Sepak bola, dan lomba yang lain.
Sesuai dengan tema, Pemberdayaan masyarakat berbasis penyiaran, dalam Jamsinas mendatang juga akan digelar kegiatan akti penanaman pohon, karena kegiatan tersebut sebagai upaya dalam menyiapkan bumi, guna mengatasi pemanasan global serta perubahan iklim dunia, disamping itu juga akan digelar Kunjungan Wisata dalam mempromosikan kepariwisataan Gorontalo sebagai tuan rumah Jamsinas.
Pada puncak kegiatan juga akan dideklarasikan Aliansi Wartawan Radio Indonesia, dan kita berharap akan ada kebangkitan insan-insan penyiaran radio agar lebih maju lagi, ajang silaturahmi, ajang rekreasi, ajang kompetisi dan edukasi ini akan kita jadikan agenda tahunan, disamping itu kita juga akan menggelar Jambore Siaran Asean, dengan mengambil tempat di Indonesia.
Dalam Jamsinas tersebut kita juga akan mencetuskan pengajuan pada Pemerintah agar dapat menjadikan tanggal 1 April sebagai Hari Penyiaran Nasional, karena selama ini sudah ada hari Pers nasional, oleh sebab itu insan Radio akan mengajukan Hari Penyiaran Nasional, namun tidak menghilangkan Hari Radio (11 September), Tidak menghilangkan HUT TVRI, karena tanggal tersebut merupakan tanggal lahir, bapak Pelopor Radio Penyiaran Indonesia, Sri Mangkunegoro, yang telah mempelopori berdirinya lembaga penyiaran di Indonesia awal tahun 1930, tegas Parni Hadi.
Hal senada juga diungkapkan Deklarator Aliansi Wartawan Radio Indonesia, Tias Anggoro, menurutnya organisasi sebagai wadah teman-teman yang bekerja di Radio ini, akan dideklarasikan pada 18 Maret, kalau namanya memang belum pasti, namun kita akan berusaha agar wadah ini mampu mencakup semua insan radio yang tugasnya mencari, menghimpun, mengolah dan menyiarkan informasi, kita ingin agar pekerja radio dapat meningkatkan kemampuannya, demikian juga industri radio itu sendiri agar dapat memberikan jaminan yang layak pada para insan radio, dengan memberikan kesejahteraan yang lebih baik. Pintanya.
0 komentar:
Posting Komentar