Pada Minggu(29/7) Forum Komunikasi Masyarakat
Perantauan(Kasmaran) mengadakan buka puasa bersama dan juga santunan kepada
anak yatim piatu di Jl. Kuini Raya,no 25, Condet, Jakarta Timur. Acara buka
bersama ini juga dibarengi dengan dialog bersama Habib Mahdi Alatas dan juga
Habib Rahman Arsyad Al-Habsyi dengan yang disiarkan di radiogglink.com dan www.tvlink.co.id dengan presenter yang
menjadi Ketua Umum Kasmaran, Leles Sudarmanto.
Dialog yang
dihadiri oleh seluruh pengurus dan anggota forum Kasmaran ini membahas
“Membangun masyarakat plural yang damai dan mencari pemimpin yang adil”. Tema
ini diambil karena Forum Kasmaran peduli terhadap isu sara yang menyangkut
agama yang beredar di masyarakat Jakarta, dengan kota Jakarta yang sedang ramai
dengan pemilihan Gubernur baru. Dialog ini juga bertujuan agar masyarakat
Jakarta dapat pintar dalam memilih Gubernur baru untuk Jakarta, tidak terpengaruh
oleh isu sara yang menyangkut agama untuk
menjatuhkan salahsatu calon Gubernur.
Habib Mahdi
Alatas menanggapi isu sara yang beredar dalam pilkada DKI Jakarta dengan
dingin. Beliau mengatakan menurut Hadist " Sesungguhnya wali-wali/pemimpin
yang kita pilih adalah pemimpin yang tidak memiliki rasa takut dan dia hanya
berpikir dan mengharapkan keridhaan dari Allah". Dengan ada isu sara yang
beredar ini menjadi sebuah fenomena yang membuat masyarakat dibuat bingung,
ucapnya.
Ketika
ditanya apakah agama lain diluar Islam boleh menjadi pemimpin dinegara kita?
Mahdi Alatas menjawab, Dahulu ada peperangan antar bangsa Romawi dan umat
Islam, dan umat Islam pada saat itu mengajarkan kepada kita agar tidak tunduk
terhadap peraturan bangsa romawi. Berbeda dengan Indonesia, Indonesia adalah
negara yang berdasarkan UUD 1945 dan berasas Pancasila bukan negara yang
berdasarkan ayat suci Al-Quran. Kita adalah negara Indonesia bukan negara
Islam, jadi kalo kita membuat negara kita menjadi negara islam buat apa? ujar
Habib Mahdi Alatas.
Masyarakat
Ibukota Jakarta tidak usah khawatir dengan isu sara yang berkembang, di Papua
saja yang umat islamnya 70% lebih banyak dari Jakarta namun Gubernurnya
beragama Nasrani, ujar Mahdi Alatas. Habib Rahman Arsyad Al-Habsyi juga
memberikan sedikit pencerahan bagi para peserta dialog bahwa perbedaan didalam
agama tidaklah menjadi peghambat bagi kita, toleransi antar umat beragama yang
terpenting adalah ketika kita saleh secara spiritual dan saleh secara sosial.
Percuma bila kita hanya saleh secara spiritual namun tidak saleh secara sosial
karena nanti hidup kita akan pincang.
0 komentar:
Posting Komentar