Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN yang pada 8 Agustus lalu berusia 43 tahun bertekad membentuk masyarakat ASEAN, tidak hanya di bidang politik, sosial dan budaya, tapi juga ekonomi dalam bentuk pasar bebas.
Secara bertahap sejak 1992 negara-negara di kawasan Asia Tenggara telah sepakat melaksanakan perdagangan bebas intra-ASEAN (AFTA) secara bertahap, dimulai dari perdagangan bebas untuk barang, kemudian jasa, sampai investasi, sebelum akhirnya kelak terintegrasi dalam masyarakat ekonomi ASEAN pada 2020.
Potensi pasar ASEAN mencapai sekitar 591 juta jiwa yang 80 persen di antaranya berusia produktif yaitu di bawah 45 tahun. Selain itu, GDP per kapita juga terus meningkat dari 960 dolar AS pada 1998 menjadi 2.521 dolar AS pada 2009, dan total GDP mencapai 1,5 triliun dolar AS tahun lalu.
Indonesia sebagai salah satu negara pendiri ASEAN -- bersama Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina, dan Brunei Darussalam -- memainkan peranan sangat penting, tidak hanya di bidang politik, tapi juga ekonomi mengingat Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk paling besar di kawasan Asia Tenggara.
Apakah
Di sela-sela jadwalnya yang sangat padat Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu memaparkan secara khusus kepada ANTARA mengenai pencapaian manfaat ekonomi ASEAN bagi
Mantan pengamat ekonomi CSIS itu menyebut AFTA merupakan arena uji coba
"Memang ada satu atau dua bagian dari sektor itu yang belum siap. Yang penting kita punya rencana aksi," ujarnya optimis.
Adanya rencana aksi itu pula yang membuat ia optimis masalah lonjakan harga kebutuhan pokok selama puasa dan menjelang maupun setelah Lebaran bisa diatasi.
"Soal harga yang penting gejolaknya, kalau lonjakannya di atas 20 persen tentu kita harus melakukan sesuatu," katanya.
Berikut petikan lengkap wawancara ANTARA dengan menteri yang sudah dua periode memimpin Kementerian Perdagangan pada Kabinet Indonesia Bersatu itu.
ANTARA : Bagaimana perkembangan perdagangan intra-ASEAN setelah pelaksanaan perjanjian perdagangan bebas (AFTA), adakah dampak positif yang bermakna bagi
Mendag: AFTA sudah selesai diimplementasi pada 2001 untuk 90 persen produk. Saya rasa manfaat utamanya berupa peningkatan perdagangan kita dengan negara-negara ASEAN yang lain. Misalnya, sampai saat ini Singapura dan
Inti spirit awal kerjasama dengan ASEAN adalah kita menggunakan ASEAN sebagai wilayah percobaan sebelum melangkah ke persaingan global. Kita ingin masuk ke persaingan global ini secara bertahap. Kita mulai dengan kawasan ASEAN lebih dulu, mulai dari (perdagangan bebas) barang kemudian investasi.
Kita bisa lihat bahwa sekarang cukup banyak perusahaan
Selain itu, semangat kerja sama ekonomi ASEAN lainnya adalah menjadikan kawasan itu sebagai basis produksi regional di mana setiap negara memproduksi barang tertentu dan saling bertukar produk untuk memasok kebutuhan negara yang lain.
Jadi produksi di satu negara dilakukan untuk memasok kebutuhan negara ASEAN yang lain. Misalnya kita ekspor mobil sedan jenis tertentu ke
Pola perdagangan yang seperti itu sudah terlihat pada produk kosmetik dan makanan. Contohnya produk kosmetik yang dibuat Unilever, sabun yang diproduksi di sini diekspor ke negara ASEAN yang lain dan produksi shampo mereka di
Unilever juga melakukan ekspansinya di
ANTARA : Tadi disebutkan bahwa kita menjadikan ASEAN sebagai wilayah percobaan untuk masuk ke wilayah persaingan pasar bebas yang lebih luas. Dalam hal ini apakah daya saing
Mendag : Itu per sektor, untuk produk pertanian yang bisa kita ekspor seperti Crude Palm Oil (CPO). Saya rasa daya saing kita cukup kuat. Tapi ada yang belum dimanfaatkan secara optimal seperti hortikultura. Dengan Singapura, baru-baru ini kita baru memasok sekitar enam persen dari kebutuhan sayur-mayur negara itu, padahal seharusnya potensinya lebih besar dari itu. Kita harus meningkatkan daya saing kita dalam hal itu.
Sementara untuk produk yang lain seperti pakaian jadi, makanan, minuman dan obat-obatan saya kira kita cukup bisa bersaing dengan negara-negara yang lain.
ANTARA : Sektor-sektor mana saja yang akan dipercepat pembangunannya dalam kerangka kerja sama ekonomi ASEAN?
Mendag : Sektor prioritas dalam integrasi ekonomi ASEAN sebenarnya ada 12, tujuh sektor barang yakni tekstil dan produk tekstil, otomotif, produk berbasis kayu, produk berbasis karet, barang-barang elektronik dan perikanan. Kemudian
Dari keduabelas sektor tersebut sebelas di antaranya direalisasikan pada 2011. Sedangkan untuk logistik targetnya tahun 2013. Sektor yang belum selesai tahun 2015.
ANTARA : Apakah untuk sektor-sektor yang menjadi prioritas itu
Mendag : Saya rasa untuk sektor barang tidak ada masalah, tapi untuk sektor jasa yang masih perlu dilihat lagi. Kalau kita memang ada satu atau dua bagian dari sektor itu yang belum siap, ya.. yang penting kita punya rencana aksi. Soalnya kita memang agak asimetri dengan negara lain, karena kita negara besar.
Ambil contoh dalam hal transportasi udara, seperti kebijakan open sky . Implementasinya antara
Sama juga dengan single window, tidak mungkin bisa langsung (melaksanakan) untuk seluruh
ANTARA : Hambatan apa yang paling besar dalam menghadapi pasar intra-ASEAN, terutama di sektor jasa?
Mendag : Dari sisi barang, yang sudah kita capai dengan AFTA dan ASEAN Trade in Good Agreement sampai dengan tahun ini, saya pikir kita relatif siap. Untuk tahap berikutnya kita juga harus siap.
ANTARA: Untuk hambatan yang sifatnya nontarif bagaimana?
Mendag: Dalam tahap berikutnya yang harus bisa kita atasi supaya bisa mendapat akses pada pasar yang tersedia, yaitu hambatan non-tarif dan yang kedua masalah standar.
Untuk standar barang ada measure recognition agreement yang akan mulai berlaku tahun depan adalah untuk barang elektronik.
Tapi barang-barang otomotif dan yang lain juga akan masuk, dan adanya harmonisasi standar pada 2015 merupakan pekerjaan rumah besar buat kita. Ini penting buat kita sendiri -- terlepas dari ASEAN -- untuk meningkatkan standar produk dalam negeri. Standar Nasional Indonesia (SNI) merupakan bagian dari keseluruhan persiapan untuk pencapaian standar.
Kita mempersiapkan produsennya serta mempersiapkan perangkat dan infrastruktur supaya standar terpenuhi. Pada proses sertifikasi, ada laboratorium yang cukup untuk mengecek standar. Juga ada pengawasan. Kita harus siap.
Pada sektor jasa juga ada isu standardisasi, terutama dalam penyediaan layanan profesional seperti akuntan, dokter, praktisi kesehatan gigi, perawat, arsitek, dan pengacara. Semua pelayanan profesional juga secara bertahap akan dibuka sampai tahun 2015.
Dalam hal ini kita bicara sertifikasi pada tingkat sumber daya manusia (SDM). SDM kita di bidang profesi dan tenaga trampil dari segi standar juga harus memenuhi standar nasional, yang diharapkan bisa merujuk ke sistem standardisasi internasional.
Untuk juru rawat misalnya, kita anggap ada potensi, tapi harus ditingkatkan kapasitasnya dan ada kesepakatan dalam negeri mengenai standarnya. Standar sertifikasi perawat kita seperti apa, itu yang tadi kita bahas dalam rapat koordinasi.
Menurut Kementerian Kesehatan sudah disiapkan standar untuk dokter dan dokter gigi.
(Menteri Perdagangan juga memaparkan tentang kerjasama bidang investasi dengan negara-negara anggota ASEAN. Menurut dia pemerintah sudah melakukan persiapan untuk menyongsong penerapan perjanjian investasi ASEAN yang targetnya mulai Oktober tahun ini)
Mendag : Intinya bagaimana investasi dibuka, yang mana yang tetap untuk dalam negeri dan yang mana yang dibuka untuk negara lain. Itu semua bagian dari persiapan di dalam negeri. Untuk investment ada "ASEAN Comprehensive Investment Agreement" (ACIA) yang juga penting.
Inti ACIA memberikan preference kepada investor ASEAN untuk diperlakukan sebagai investor domestik. Kita sudah dalam tahap finalisasi preservation list yang terkait dengan Daftar Negatif Investasi (DNI) dan juga proses ratifikasi dalam negeri supaya kita bisa diimplementasi bulan Oktober tahun ini.
ANTARA: Kesiapan kementerian lain untuk tahun 2015 bagaimana, karena kami khawatir justru akan lebih banyak (barang dan jasa dari negara lain) yang ke
Mendag : Kita harus selalu melihatnya dari kepentingan nasional. Itu selalu menjadi tolok ukur, kepentingan nasional. Istilahnya melindungi kepentingan nasional. Tapi dalam rangka kepentingan nasional juga kita harus memanfaatkan peluang yang ada. Itu berpulang sebenarnya kepada bagaimana kita mengerjakan pekerjaan rumah kita, mempersiapkan masing-masing sektor. Bukan hanya pemerintah, tapi juga pemangku kepentingan di masing-masing sektor itu.
Kalau belum bisa, kalau kita butuh waktu lebih lama, atau ada hal yang belum kita lakukan, karena kepentingan nasional yang membuat kita belum siap, harus ada rencana aksi sampai 2015. Kalaupun belum bisa 100 persen tepat waktu, masih dimungkinkan dalam ASEAN, asal jelas program aksi kita.
Hal itu juga penting dalam rangka menertibkan dan membuat ASEAN lebih menjadi entitas hukum yang jelas dan dengan rencana yang jelas. Kalau tidak ya, ASEAN tidak akan bisa bersaing dalam perkembangan regional dan dunia yang demikian pesat.
Kita harus memperkuat ASEAN. Kalau tidak kita akan larut hilang dalam persaingan Asia, di mana ada
Kalau ASEAN dihitung sebagai satu wilayah, maka ekspor Amerika ke
ANTARA : Untuk AFTA maupun kerja sama ASEAN lainnya, terkesan pemerintah lebih banyak mengambil peran, sementara yang lain hanya mengikuti, apakah benar demikian? Selanjutnya bagaimana mendorong hubungan antara pelaku bisnis, usaha kecil menengah (UKM) dan hubungan antar people to people?
Mendag : Itu setengah benar lah ya, karena dalam diskusi, kami juga melibatkan banyak dunia usaha, seperti pada "The ASEAN Federation of Textile Industries (AFTI) dimana Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menjadi anggota. API sangat aktif dalam memperjuangkan kepentingan mereka dalam konteks ASEAN. Tapi memang ada beberapa yang kurang aktif.
Ini (kerja sama antar pelaku bisnis) harus didorong. Sejak dua tahun lalu dalam konteks pertemuan menteri ekonomi ASEAN (AEM), kita memaksakan untuk meningkatkan dialog pemerintah dengan bisnis. Jadi itu lebih banyak dialog pemerintah dengan bisnis, kemudian bisnis ke bisnis. Bisnis ke bisnis ini yang belum terlalu lancar jalannya.
Apalagi kalau kita sudah masuk ke UKM. Kita sangat menyadari bagaimana melibatkan UKM dengan lebih terencana dan baik. Saya pikir harus benar-benar memperhatikan ini, mungkin dengan Kadin dan Apindo kita perlu mengidentifikasi sejumlah UKM yang bisa kita dorong. Dalam hal ini untuk menjelaskan kepada mereka supaya mengerti misalnya tentang
Kalau people to people relatif jalan tapi tidak harus selalu melalui jalur pemerintah. Saya rasa tahun depan kita akan mengangkat tema itu bagaimana meningkatkan hubungan people to people dan bagaimana pemahaman orang-orang tentang ASEAN di tingkat masyarakat. Mereka benar-benar harus memahami, apa ASEAN, dan apa untungnya bagi kita, mengapa kita harus masuk dalam masyarakat ASEAN.
Peran media dan anak-anak muda sangat penting dalam hal ini. "The next generation of ASEAN" ini yang harus dikelola, yakni pada tingkat pemuda dan masyarakat.
ANTARA : Apa agenda dan tujuan pemerintah dalam pertemuan menteri ekonomi ASEAN di
Mendag : Kalau di AEM maupun AEC (ASEAN Economic Community ), kita sudah punya rencana aksi dan cetak biru yang jelas, keluarannya pada tanggal sekian harusnya begini.
Efektifitas pencapaian target AEC juga akan dibahas. Dalam hal ini memang ada beberapa sektor yang implementasinya lebih lambat dari yang lain misalnya sektor transportasi, bukan hanya di
Akan dibahas pula mengenai regional architecture." Intinya ASEAN harus diperkuat, itu selalu menjadi pembahasan utama, apakah dalam cetak biru AEC atau kelembagaannya. Juga penguatan kapasitas, itu penting untuk terus dijalankan, selain hal-hal yang tadi anda angkat. Juga bagaimana equitable menjadi bagian dari itu.
Dalam konteks regional, akan dibahas hubungan ASEAN dengan
Ini harus diangkat ke tingkat kepala negara pada Oktober, apa akan disepakati. Posisi
Dalam AEC yang akan datang ada usul untuk pertemuan pertama kalinya dengan Rusia, antara AEM dengan Rusia, ini lebih di level ekonomi. Perluasan ini masuk akal.
Dalam AEC juga akan dibahas masalah ASEAN Connectivity Masterplan. Ini terkait dengan infrastruktur, ICT Connectivity dan People to People Connectivity. Ini akan dibahas untuk menjadi masukan ke para pemimpin. Di AEM and AEC ini kita akan membahas juga mengenai ASEAN Logistic Master Plan. Ini penting bagi
Untuk infrastruktur, ada infrastructure fund. Jepang telah menyediakan pendanaan infrastruktur untuk ASEAN Connectivity Master Plan maupun ASEAN Logistic Master Plan. Jepang dan
Dari Jepang katanya 500 miliar Yen, bukan hanya untuk ASEAN saja tapi juga untuk bilateral. Kalau
ANTARA: Hal lain yang akan dibicarakan?
Mendag : Jantung dari AEC ada di "AEC Blueprint." Cetak biru ini harus jalan, supaya kita benar-benar menuju kepada ASEAN yang terintegrasi. Kalau tidak tepat waktu, apa yang akan kita lakukan supaya apakah dia tepat waktu, atau ada kasus Indonesia tidak bisa seluruhnya sesuai jadwal seperti yang seharusnya, karena negara kita besar, misalnya kalau kita harus siapkan 26 bandara tapi baru bisa lima atau enam maka kelima atau enamnya sudah bisa menggambarkan konektifitas yang penting.
Dan selanjutnya apa yang bisa kita lakukan, apakah itu penguatan kapasitas atau investasi yang harus dilakukan.
Mengenai Sembako
Selain masalah ASEAN, Mendag juga meluangkan waktunya untuk menanggapi isu terkini terkait lonjakan harga kebutuhan pokok selama puasa, menjelang dan setelah lebaran.
ANTARA: Bagaimana persiapan pemerintah menyediakan bahan pokok selama puasa dan Lebaran, serta apa yang dilakukan untuk menjaga agar kenaikan harga tidak tinggi?
Mendag: Pertama kita harus memantau apakah ini sesuatu yang luar biasa atau tidak, jika dibandingkan dengan periode puasa dan Lebaran tahun lalu. Mungkin untuk beberapa komoditi kenaikannya sedikit lebih tinggi dari pada biasa, tapi untuk komoditi yang lain tidak.
Biasanya sebelum hari pertama puasa memang ada lonjakan tapi nanti turun, dan naik lagi menjelang Lebaran sampai beberapa hari setelah Lebaran, karena banyak pedagang yang mudik.
Perlu dipahami bahwa itu adalah fenomena tahunan yang terjadi. Namun, kami juga paham bahwa ada beberapa komoditas yang harganya naik di luar faktor Lebaran dan puasa, yaitu beras.
Kenaikan harga beras mungkin terjadi karena faktor dari musim.
Beras dan gula terpengaruh produksinya oleh kemarau yang basah. Kemarau basah itu mempengaruhi rendemen tebu, kualitas beras, juga transportasi dan distribusinya.
Untuk beras kita sudah punya instrumennya. Yang perlu kita tegaskan, stok itu cukup, baik beras, gula maupun komoditas yang lain selama puasa dan Lebaran, bahkan sampai akhir tahun.
Kita menilai sampai akhir tahun. Kalau ada kekurangan, pemerintah akan melakukan langkah-langkah antisipasi. Perhitungannya mulai dari sekarang. Apalagi mengingat situasi pangan dunia yang juga terpengaruh perubahan iklim.
Rusia misalnya telah melarang ekspor gandum.
Ini yang sudah kita antisipasi dan terus kita monitor, sudah ada tim stabilisasi bahan pokok yang dibentuk 2008 di bawah pimpinan Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi dengan Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar sebagai wakil. Kita monitor hari per hari.
ANTARA: Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi kekurangan stok akibat banyak bencana alam di dunia?
Mendag : Untuk beras ada operasi pasar di titik-titik dimana harga beras cenderung naik.
Penyaluran Raskin sangat berpengaruh pada stabilisasi harga karena kita bicara kira-kira 500 ribu ton yang akan masuk ke pasar, hampir 20 persen dari konsumsi dalam satu bulan yang masuk dengan harga Rp1.600 per kilogram. Itu seharusnya berpengaruh ke harga. Juga ada operasi pasar beras di tingkat beras murah dan beras medium. instrumen ini sudah kita lakukan.
Sedangkan untuk gula, produksi diperkirakan kurang dari tahun lalu, karena pengaruh cuaca. Kita sedang menghitung untuk sampai akhir tahun. Berapa stok akhir tahun dan kekurangannya untuk mengisi
Untuk daging, sampai dengan puasa dan Lebaran stok cukup. Yang harus dipastikan adalah stok cukup, supaya mereka yakin bisa melepas stok yang ada untuk puasa dan Lebaran. Kami sudah minta datanya ke Mentan untuk jumlah impor daging maupun kemampuan stok daging sapi bakalan (daging lokal).
ANTARA : Kalau soal harga (kebutuhan pokok) apakah pemerintah bisa intervensi?
Mendag : Soal harga yang penting gejolaknya, kalau lonjakannya diatas 20 persen tentu kita harus melakukan sesuatu. Kalau daging yang penting dipastikan stok cukup sampai akhir tahun, dengan begitu kita yakin harga bisa dikendalikan.
Ini masalah stok. Selalu masalah stok dan produksi, yang penting dalam penyikapan kita untuk pengelolaan harga. Kalau cabai
Harga cabai masih tinggi karena masih terpengaruh cuaca, kemarau basah sampai sekarang masih berlangsung. Kalau (harga) cabai memang sudah tidak bisa diintervensi. Akhirnya ada penyesuaian, orang mengurangi konsumsi atau memakai yang kualitasnya lebih rendah.
ANTARA : Menjelang Lebaran biasanya banyak barang kedaluwarsa dijual untuk parcel. Apa yang dilakukan untuk memastikan tidak ada barang kedaluwarsa beredar di pasaran?
Mendag : Kita dengan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) sebagai badan pengawas yang bertanggung jawab serta pemangku kepentingan terkait seperti asosiasi ritel dan penyalur sudah ada kesepakatan. Tiap tahun ditegaskan, jangan menggunakan kesempatan ini untuk membuang barang kedaluwarsa.
Kita juga melakukan inspeksi bersama. Pengawasan kita lakukan dengan bijak supaya tidak mengganggu distribusi. Distribusi harus benar-benar dijaga supaya tidak terganggu.
ANTARA : Apa sanksi bagi yang melanggar?
Mendag : Sesuai aturan mereka harus menarik barang. Untuk sektor ritel mereka sudah ada kesepakatan bahwa kalau misalnya saya belanja di toko anggota Aprindo (Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia) dan menemukan barang kedaluwarsa, maka saya bisa membawanya ke gerai untuk mendapatkan penggantian uang senilai dua kali lipat dari harga barang bersangkutan.
Coba di tes saja, karena sudah seharusnya mereka (perusahaan ritel) lakukan. Kesepakatan sudah dari dua tahun lalu, waktu itu peluncurannya di Hypermart.
Mendag Mari Elka Pangestu nampaknya optimistis bahwa kenaikan harga masih bisa dikendalikan, selama stok dan pasokan kebutuhan masih cukup. Ketersediaan stok beberapa komoditas termasuk beras, gula, dan daging, diyakini akan mampu menekan kemungkinan pedagang penimbunan barang yang menyebabkan lonjakan harga.
Home »
» Mendag: Yang Penting Punya Rencana Aksi
Mendag: Yang Penting Punya Rencana Aksi
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar